Sabtu, 28 Mei 2011

Alasan Google Tak Mematikan Google TV

Teknik pemasaran yang sama bisa diterapkan seperti saat Google mempopulerkan Android.
Sabtu, 28 Mei 2011, 01:59 WIB
Bayu Galih
Perusahaan Google (businessinsider.com)

VIVAnews
- Google TV selama ini dianggap sebagai produk yang gagal. Penonton terkesan cuek, stasiun televisi pun seakan tidak mempedulikannya. Perusahaan pembuat gadget pun tidak tertarik untuk ikut memasarkannya.


Tapi, Google TV tetap belum mati. Sama halnya seperti produk Google lain, misalnya sistem operasi Android, butuh bertahun-tahun untuk menentukan keberhasilan atau kegagalannya.

Ruang tinggal digital memang sepertinya masih jauh dari kenyataan. Apple pun gagal saat berusaha mewujudkannya. Tapi, Google memiliki dana besar untuk tetap mewujudkan ini, sehingga bisa memiliki pasar iklan digital di televisi.

Kabar baik bagi Google, teknik pemasaran yang sama bisa diterapkan seperti saat Google mempopulerkan Android, yakni menjadikan Google TV sebagai sistem operasi untuk miliaran perangkat TV digital. Mungkin, itu memang satu-satunya cara mempopulerkan Google TV.

Intinya adalah, setiap televisi, pemutar cakram, kotak pemutar film streaming, dan router internet membutuhkan sistem operasi. Baik itu menggunakan Linux, atau memilih satu di antara Microsoft atau Google TV. Anda tentu tidak bisa memiliki komputer tanpa sistem operasi.

Jadi, jika Google bisa menggandeng perusahaan elektronik besar seperti Sony dan Logitech, atau mungkin Toshiba, Samsung, LG, Vizio, Google memiliki banyak kesempatan.

Namun, salah satu tantangan untuk Google TV adalah lebih membutuhkan perangkat keras yang lebih mahal dibanding satu televisi. Ini menyebabkan Google akan menjadikan Android sebagai basis software-nya.

Masalah lain, konsumen mungkin agak sedikit enggan menggunakan televisi berbasis internet. Tapi, tampaknya ini ditepis dengan keberhasilan Netflix yang menguasai pasar film berbasis streaming.

Tentu akan menjadi pertimbangan Google agar menciptakan Google TV yang lebih baik dan murah. (CNN/art)

• VIVAnews

Sabtu, 14 Mei 2011

Reuni Legenda Sepakbola Dunia

Sejumlah bintang sepakbola dunia diundang Presiden Chechnya untuk meresmikan stadion baru di Grozny.

Penumpang KA Mengamuk

Penertiban penumpang KRL Jabodetabek yang naik ke atap gerbong dengan cara disemprot cat menuai protes. Para penumpang justru melawan dengan lemparan batu ke stasiun dan rumah warga.

Nekat Naik Atap Kereta, Kena Semprot

PT Kereta Api (KA) hari ini, Rabu 11 Mei 2011 mulai menindak penumpang yang naik di atap kereta dengan penyemprot cairan berwarna.

Minggu, 08 Mei 2011

OMG, LOL Masuk dalam Kamus Bahasa Inggris!

FYI, OMG, & LOL masuk dalam Kamus Oxford.
Minggu, 27 Maret 2011, 17:21 WIB
Indra Darmawan
Istilah-istilah singkatan dari pesan SMS dan email, kini mulai diakui dan masuk ke dalam kamus (inmagine)

VIVAnews - Setelah istilah Googling (mencari lewat mesin telusur Google) masuk ke dalam kamus, beberapa istilah internet lain baru-baru ini secara resmi juga diakui Bahasa Inggris baku.

Kamus Bahasa Inggris Oxford (OED) telah memasukkan beberapa istilah internet seperti LOL (laugh out loud - tertawa terbahak-bahak) OMG (oh my God - oh Tuhan), dan FYI (for your information - sebagai informasi).

Menurut OED, keputusan untuk memasukkan beberapa istilah singkatan ini karena singkatan-singkatan ini penting untuk diperhatikan, dan tidak bisa dipisahkan dengan bahasa komunikasi elektronik.

"Tentu saja bahasa singkatan lebih cepat daripada bentuk lengkapnya. Dalam hal ini pesan SMS, Twitter, dan sebangsanya membantu seseorang untuk menyampaikan hal lebih efisien, di mana terdapat batasan jumlah karakter dalam sebuah pesan," tulis Oxford dalam laman resminya.

Ketiga istilah singkatan baru itu bergabung dengan istilah-istilah lain yang sebelumnya telah diakui, seperti IMHO (in my humble opinion - menurut opini saya), TMI (too much information - terlalu banyak informasi), dan BFF (best friend forever - sahabat selamanya).

Singkatan-singkatan baru ini juga menjadi bentuk lain dari ekspresi yang berhubungan dengan kemajuan teknologi. Namun para peneliti dari Oxford ternyata juga menemukan bahwa singkatan-singkatan baru itu, sudah ada sejak lama.

Misalnya saja, singkatan OMG yang telah muncul dalam bentuk surat sejak 1917, dengan arti dan makna yang sama. Sementara singkatan LOL sudah ada sejak tahun 1960-an namun dengan makna berbeda, yakni merupakan kependekan dari little old lady. (SJ)

• VIVAnews