Jumat, 01 Mei 2015

Kegelisahan Dalam Diri Serta Cara Mengatasinya

Setiap orang pasti memiliki permasalannya sendiri, urusannya masing-masing yang termasuk urusan pribadi, termasuk kegelisahan yang dirasakan diri sendiri. Hal tersebut pastinya juga terjadi pada diri saya. Saya ambil sebuah kejadian sebelumnya, saat saya baru saja lulus SMA, saya berpikir akan lanjut kuliah atau langsung kerja. Jika memilih kuliah, saya diberi hadapan lagi, kuliah dalam provinsi atau di luar provinsi yang berarti harus berpisah dengan orang tua. Sementara, saya sendiri selalu khawatir dengan orang tua saya apabila terjadi apa-apa begitu juga sebaliknya pada orang tua saya.
Sementara itu sudah memilih universitas yang diingginkan (saat itu mencoba lewat SNMPTN), lalu saya dihadapi lagi dengan pilihan yang begitu rumit bagi saya yaitu, jurusan yang harus saya pilih dengan resiko kesulitan selama kuliah dan peluang diterima yang besar/kecil.
Saya sempat takut dan gelisah, jika saya salah memilih jurusan dan tidak diterima, saya harus bagaimana. Hal itu selalu melekat di benak saya pada saat itu. Namun, saya tidak terlalu gelisah pada saat itu dengan melakukan ibadah solat dan berdu'a kepada Allah untuk memberikan yang terbaik untuk saya.
Hasil SNMPTN diumumkan, dan saya gagal masuk universitas negeri. Rupanya, saya masih harus atau mungkin masih bisa bersama orang tua saya. Setelah tidak diterima, saya pun mencoba ikut SBMPTN, meskipun saya yakin tidak akan diterima dan ternyata benar saya. Lagi-lagi saya gagal.
Muncul lagi masalah baru, saya harus kuliah dimana? Waktu terus berjalan sementara aktivitas kuliah di banyak tempat sudah mulai berjalan. Apakah saya harus menunggu 1 tahun untuk ikut tes masuk universitas lagi? Ternyata tidak. Untungnya, saya mendapat info bahwa Universitas Gunadarma masih membuka pendaftaran untuk calon mahasiswa baru pada saat itu dan saya pun langsung mendaftar kesana dengan lokasi kuliah yang tidak jauh dari rumah.
Benar saja, kali ini saya diterima dan kegelisahan saya pun soal kuliah dimana pun telah berakhir dengan jurusan yang saya inginkan pula. Meskipun kedepannya nanti akan sulit kalau saya tidak bisa tapi, itu bukan suatu akhir atau kemunduran bagi saya. Namun, itu adalah sebuah langkah awal saya untuk berjuang untuk menjadi yang lebih baik lagi.