Tampilkan postingan dengan label IBD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IBD. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Juni 2015

Sabda Raja Yogyakarta dan Komentar Saya

Sebelumnya mari kita lihat berita dibawah ini
(Sumber: http://nasional.news.viva.co.id/news/read/623798-ini-bunyi-asli-sabda-raja-yogyakarta)

Ini Bunyi Asli Sabda Raja Yogyakarta

Sabda dikeluarkan karena zaman sudah berubah.
Ini Bunyi Asli Sabda Raja Yogyakarta
Sri Sultan Hamengku Bawono X. (kerajaannusantara.com)
  VIVA.co.id - Sri Sultan Hamengku Bawano X sudah mengeluarkan dua Sabda Raja pada 30 April 2015 dan 5 Mei 2015. Sabda tersebut melahirkan kontroversi tidak hanya di lingkungan keraton, tapi juga masyarakat Yogyakarta.

Sultan akhirnya menjelaskan sabda tersebut dengan menggelar konferensi pers di kediaman putri sulungnya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, atau kediaman GKR Pembayun, pada Jumat, 8 Mei 2015.

Sultan menyatakan bahwa Sabda dan Dawuh Raja dikeluarkan karena zaman sudah berubah. Ini ditandai dengan selesainya perjanjian antara Kerajaan Mataram Lama dengan Mataram Baru.

Berikut Sabda Raja pada 30 April 2015.

Gusti Allah, Gusti Agung, Kuoso Cipto paringono siro kabeh adiningsun, sederek dalem, sentono dalem lan abdi dalem nompo welinge dawuh Gusti Allah, Gusti Agung, Kuoso Cipto lan romo ningsun eyang-eyang ingsun, poro leluhur Mataram wiwit waktu iki ingsun nompo dawuh kanugrahan dawuh Gusti Allah, Gusti Agung, Kuoso Cipto asmo kelenggahan ingsun Ngarso Dalem Sampean Dalem Ingkang Sinuhun Sri Sultan Hamengku Bawono Ingkang Jumeneng Kasepuluh Surya ning Mataram, Senopati ing Kalogo, Langenging Bawono Langgeng, Langgeng ing Toto Panotogomo. Sabdo Rojo iki perlu dimangerteni diugemi lan ditindakake yo mengkono sabdo ingsun.
Artinya:
Tuhan Allah, Tuhan Agung, Maha Pencipta, ketahuilah para adik-adik, saudara, keluarga di keraton dan abdi dalem, saya menerima perintah dari Allah, ayah saya, nenek moyang saya dan para leluhur Mataram, mulai saat ini saya bernama Sampean Dalem Ingkang Sinuhun Sri Sultan Hamengku Bawono Ingkang Jumeneng Kasepuluh Surya ning Mataram, Senopati ing Kalogo, Langenging Bawono Langgeng, Langgeng ing Toto Panotogomo. Sabda Raja ini perlu dimengerti, dihayati dan dilaksanakan seperti itu sabda saya.

Sabda Raja pada 5 Mei 2015.
Siro adi ingsun, sekseono ingsun Sampean Dalem Ingkang Sinuhun Sri Sultan Hamengku Bawono Ingkang Jumeneng Kasepuluh Surya ning Mataram, Senopati ing Kalogo, Langenging Bawono Langgeng, Langgeng ing Toto Panotogomo
Kadawuhan netepake Putri Ingsun Gusti Kanjeng Ratu Pembayun tak tetepake Gusti Kanjeng Ratu GKR Mangkubumi. Mangertenono yo mengkono dawuh ingsun.

Artinya:

Saudara semua, saksikanlah saya Sampean Dalem Ingkang Sinuhun Sri Sultan Hamengku Bawono Ingkang Jumeneng Kasepuluh Surya ning Mataram, Senopati ing Kalogo, Langenging Bawono Langgeng, Langgeng ing Toto Panotogomo mendapat perintah untuk menetapkan putri saya Gusti Kanjeng Ratu Pembayun menjadi Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawono Langgeng ing Mataram. Mengertilah, begitulah perintah saya. (ase)


 =======================================================================
Melihat berita diatas, komentar saya bukan masalah siapa yang jadi penerus mahkota. Tapi yang jadi masalah adalah mengubah perjanjian antara pendiri Mataram Ki Ageng Giring dengan Ki Ageng Pemanahan bahwa penerus tahta mahkota kerajaan hanya bisa di teruskan anak laki-laki. Kalau sang raja tidak punya anak laki-laki berarti tahta akan di teruskan oleh raja itu sendiri. Akan tetapi, siapa tahu dengan adanya ratu di Yogyakarta bisa membawa perekonomian masyarakat menjadi lebih baik, dengan begitu bisa menjadi contoh juga buat Negara Indonesia agar menggantikan presiden laki-laki menjadi perempuan juga, karena selama ini negara indonesia dipimpin oleh presiden laki-laki tidak membawa indonesia menjadi semakin tapi justru tambah melarat, karena oknum pemerintahan yang rakus akan kekayaan pribadinya masing-masing dengan mengesampingkan pernyataan bahwa laki-laki adalah pemimpin.

Jumat, 01 Mei 2015

Kegelisahan Dalam Diri Serta Cara Mengatasinya

Setiap orang pasti memiliki permasalannya sendiri, urusannya masing-masing yang termasuk urusan pribadi, termasuk kegelisahan yang dirasakan diri sendiri. Hal tersebut pastinya juga terjadi pada diri saya. Saya ambil sebuah kejadian sebelumnya, saat saya baru saja lulus SMA, saya berpikir akan lanjut kuliah atau langsung kerja. Jika memilih kuliah, saya diberi hadapan lagi, kuliah dalam provinsi atau di luar provinsi yang berarti harus berpisah dengan orang tua. Sementara, saya sendiri selalu khawatir dengan orang tua saya apabila terjadi apa-apa begitu juga sebaliknya pada orang tua saya.
Sementara itu sudah memilih universitas yang diingginkan (saat itu mencoba lewat SNMPTN), lalu saya dihadapi lagi dengan pilihan yang begitu rumit bagi saya yaitu, jurusan yang harus saya pilih dengan resiko kesulitan selama kuliah dan peluang diterima yang besar/kecil.
Saya sempat takut dan gelisah, jika saya salah memilih jurusan dan tidak diterima, saya harus bagaimana. Hal itu selalu melekat di benak saya pada saat itu. Namun, saya tidak terlalu gelisah pada saat itu dengan melakukan ibadah solat dan berdu'a kepada Allah untuk memberikan yang terbaik untuk saya.
Hasil SNMPTN diumumkan, dan saya gagal masuk universitas negeri. Rupanya, saya masih harus atau mungkin masih bisa bersama orang tua saya. Setelah tidak diterima, saya pun mencoba ikut SBMPTN, meskipun saya yakin tidak akan diterima dan ternyata benar saya. Lagi-lagi saya gagal.
Muncul lagi masalah baru, saya harus kuliah dimana? Waktu terus berjalan sementara aktivitas kuliah di banyak tempat sudah mulai berjalan. Apakah saya harus menunggu 1 tahun untuk ikut tes masuk universitas lagi? Ternyata tidak. Untungnya, saya mendapat info bahwa Universitas Gunadarma masih membuka pendaftaran untuk calon mahasiswa baru pada saat itu dan saya pun langsung mendaftar kesana dengan lokasi kuliah yang tidak jauh dari rumah.
Benar saja, kali ini saya diterima dan kegelisahan saya pun soal kuliah dimana pun telah berakhir dengan jurusan yang saya inginkan pula. Meskipun kedepannya nanti akan sulit kalau saya tidak bisa tapi, itu bukan suatu akhir atau kemunduran bagi saya. Namun, itu adalah sebuah langkah awal saya untuk berjuang untuk menjadi yang lebih baik lagi.